Rabu, 02 Desember 2015

Sedikit My Story (1)

well, saya anak ke-8 dari 11 saudara dan pastinya banyak orang berfikir "tahun 2015 masih ada 11 saudara?". yap thats true! dan itu terjadi pada saya. tapi jangan heran ini masih 11 saudara lohhh, dulu saya mempunyai teman main dan dia anak ke 11 dari 12 saudara "hahaaha, coba bayangin? ga kebayang kan?". dan jangan heran kenapa saya 11 bersaudara mungkin bisa dibilang keturunan karena keluarga dari Ayah saya sebanyak 13 bersaudara dan keluarga Ibu saya 12 bersaudara "bayangin lagi coba udah kayak belajar ngitung 11 12 13".

sekilas cerita waktu kami masih kecil, mulai dari anak ke-1 sampai 11 di sekolahkan satu tempat Taman Kanak-Kanak yaitu TK Bina Putra, sampai para guru TK disana sampai hafal sama keluarga saya dan karena ibu saya adalah salah satu penari Indonesia jadinya Ibu saya jadi guru tari TK disana. Umur kami tidak jauh berbeda, ada yang selisih 1 tahun dan ada juga selisih 2 tahun jadi kalo kami daftar sekolah yang 1 keluar dari TK dan anak selanjutnya masuk TK baru, begitu seterusnya sampai anak ke-11. Ada cerita lucu waktu kami TK salah satunya kakak ke-3 saya, begini ceritanya : kakak saya mau berangkat sekolah kebetulan jarak dari rumah ke TK sekitar 500 m. waktu mau berangkat sekolah Ayah saya bertugas untuk mengantarkan kakak saya sekolah, lalu di tengah perjalanan kakak saya bilang "Ayah udah sampe disini aja ayah nganterin aku" kemudian Ayah saya berkata "loh kenapa? kan masih jauh TKnya". terus kakak saya menjawab "gapapa, aku berangkat sendiri aja soalnya aku malu Ayah jelek, kucel, belom mandi, nanti aku diledekin lagi sama temen-temen aku". Ayah saya terdiam mendengarnya dan semenjak kejadian itulah Ayah saya berhenti mengantarkan anaknya ke sekolah dan tugas anak semua diserahkan ke ibu saya,

ketika kami mulai beranjak ke SD, SMP, dan SMA ada ga sih terlintas difikiran kalian tentang "kalo waktu ngambil rapot, ngambilnya gimana?". yapp tentu saja ibu saya kewalahan dari anak ke-1 sampai ke-11 serentak sama tanggal dan jam untuk pengambilan rapot. tapi untungnya Ibu saya Jenius karena hampir semuanya ditempatkan 1 sekolah yang sama tapi ada yang beda juga jadi semua wali kelas ditemui oleh ibu saya. Biasanya bagi orang tua yang lain ngambil rapot hanya 10 menit beres tapi beda dengan ibu saya, menghabiskan setengah hari untuk mengambil raport anaknya "Ibu hebat".

bersambung..


Senin, 23 November 2015

[IDVolunteering]


<div align="center"><a href="http://www.ivh.or.id" rel="nofollow" title="IVD2015"><img src="http://i68.tinypic.com/n7yw6.jpg" alt="IVD2015" style="border:none;" /></a></div>

[IDVolunteering] Coretan Keyboard Menjadi Relawan Untuk Kita dan Indonesia Kita





Indonesia memiliki beragam budaya dan pariwisata, tak heran mengapa saya mengikuti Relawan atau Komunitas Ambassador of Indonesian Cultural and Tourism atau biasa disebut dengan AICT karena saya cinta banget dengan budaya dan pariwisata Indonesia. Kenapa bernama Ambassador of Indonesian Cultural and Tourism karena kita sebagai pemuda Indonesia berHAK dan berKEWAJIBAN untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesianya dan semua orang punya HAK menjadi duta masing-masing daerah. Tahun ini AICT Indonesia mempunyai ekspektasi yaitu berkesempatan bagi pemuda Indonesia khususnya di daerah membentuk AICT Regional dan menjadi NGO sustain untuk membantu menjalankan program-program dalam pelestarian budaya dan pariwisata Indonesia.

Jujur saya baru pertama kali masuk kedunia Relawan atau komunitas, dari berawal hanya iseng-iseng daftar dan pada akhirnya di tunjuk sebagai Ketua Komunitas AICT Regional Bogor, "Wooowww" banget buat saya. Awalnya saya merasa minder mengikuti AICT ini karena jumlah orang yang daftar di AICT Regional Bogor hanya 12 orang, lalu 4 orang mengundurkan diri. Kemudian saya mencoba untuk membuka pendaftaran kembali dengan bekerjasama dengan berbagai media partner dan salah satunya yaitu IDVolunteering. Saya merasa kaget dan senang dengan antusias para pendaftar yang ingin bergabung menjadi bagian dari kami, dan pada akhirnya tercatat sebanyak 225 pendaftar "Huaahhhh". Di tengah masa penutupan pendaftaran, AICT Bogor di undang menjadi narasumber di acara sharing salah satu akun twitter yang lagi hits “hehehe”. Setelah penutupan pendaftaran saya membuat acara “Kumpul Akbar dan Wawancara AICT Bogor”. Saya dan anggota lainnya sampai kewalahan memilih anggota baru dan sampai akhirnya acara ini terbilang sukses.

Dimulai dari sini saya memiliki keterpuasan sendiri sampai rasa minder saya menjadi hilang dan yakin kalau saya bisa membuat event yang sukses untuk AICT serta Budaya dan Pariwisata Indonesia. Mungkin obsesi saya berlebihan tapi kalau dilakukan dengan rasa percaya diri, ikhlas, semangat dan mau berusaha Insyaallah semua bisa terwujud. Saya ingin mendapatkan sesuatu yang lebih yaitu belajar. Tidak hanya ingin coba-coba saja, saya juga ingin mendapatkan pengalaman yang baru, punya keluarga baru yang saling berbagi, dunia organisasi baru, dan hobi baru.

Beberapa dari teman saya juga kaget kalau saya ikut organisasi di luar kampus karena saya tidak aktif organisasi di dalam kampus "hahaha". Dan mereka bilang "katanya lu jadi ketua di organisasi elu ya?" dan juga ada yang bilang "lu jadi ketua? dan ngewawancarain pendaftar? ga mungkin banget". Dan bahkan salah satu teman saya bilang “gua tertarik dan mau ikut gabung jadi salah satu relawan atau komunitas elu”. Yapp, saya senang mendengarnya, bahkan sangat senang karena sesuatu yang tidak mungkin bagi saya menjadi mungkin dan saya bisa membuat mereka tertarik dengan Komunitas atau Relawan AICT ini.

Saya juga bertanya kepada anggota yang terpilih “Bagaimana perasaan kalian bergabung bersama kami, bagian dari relawan untuk Indonesia kita?” mereka semua menjawab “Seneng bangeetttt dan gak nyangka, yuk buat event untuk Indonesia Lestari”. Disini saya juga melihat sangat jelas bahwa bergabung menjadi relawan apalagi membuat kegiatan relawan di passion atau minat yang sesuai dengan ketertarikan membuat mereka sadar akan pentingnya permasalahan terhadap social, budaya dan pariwisata, serta ekonomi.

Sampai pada akhirnya saya merasakan sesuatu yang berbeda di relawan atau komunitas AICT Bogor yaitu salah satunya ketika ngariung atau berkumpul dengan mereka saya banyak tertawa dan bahagia, nyaman banget bersama mereka. Rasanya tuh bener-bener seperti keluarga. Saya jadi lebih banyak tahu tentang Budaya dan Pariwisata Indonesia, mungkin bisa dibilang ngariung sambil belajar. Saya juga berkesempatan berkomunikasi didepan banyak orang dan satu lagi ketagihan buat ngumpul bareng “hihihihi”.


Banyak hal yang saya dapatkan yaitu “menjadi relawan itu sangat menyenangkan, punya banyak teman, mendapatkan pengalaman baru, ilmu baru, tertawa bahagia, suka duka bersama-sama, aktivitas baru, bertemu dengan banyak pemikiran baru, berkesempatan eksis dalam segala hal, dan menjadi relawan membuat saya lebih bersyukur, lebih ikhlas, lebih semangat dalam menjalani hidup”. Untuk para relawan AICT Bogor semangat melesatarikan budaya dan pariwisata Indonesia dan “ saya menarukan lilin harapan ini kepada teman-teman sini dan saya pengen kita sustain sampai satu perioda dan bisa membesarkan AICT ini bersama-sama (Rinaldi E, Pelindung AICT)”.

@IDVolunteering , #ProudtobeVolunteer , #IVD2015